Kuningan, 22 Juli 2018: untuk ketiga kalinya CBT center STIKes Kuningan mendapat kepercayaan dari Dirjen DIKTI sebagai tempat penyelenggara UKNI. Kegiatan ini diikuti oleh 197 lulusan yang berasal dari 3 institusi yaitu STIKes Kuningan, STIKes Mahardika dan STIKes Muhamadiyah Cirebon. Ujian terbagi dalam 4 sesi dan berlangsung selama dua hari mulai tanggal 21 – 22 Juli 2018. Kegiatan ini di awasi dan didampingi oleh pengawas pusat Ns. Maria Astrid, M. Kep., Sp. KMB dari STIkes St. Carolus Jakarta. Uji kompetensi ini bertujuan untuk menjamin mutu pendidikan tinggi di bidang kesehatan, sesuai dengan amanah undang-undang no 12/2012.
Selain kegiatan uji kompetensi pada saat yang sama dilakukan monitoring evaluasi (MONEV) oleh dirjen DIKTI yang pada saat ini dilaksanakan oleh DR. Hj. Gunarmi, SKM., M. Kes. Selanjutnya Gunarmi mengatakan “monev ini dilaksanakan sejak tahun 2016 dilakukan setiap periode oleh berbagai organisasi profesi di bawah naungan Dirjen DIKTI kegiatan tersebut bertujuan mengevaluasi kesiapan tempat uji kompetensi (TUK) dan mendapat masukan dari TUK terkait pelaksanaan ujian. Sejak tahun 2017 frekuensi pelaksanaan uji kompetensi ditingkatkan yang sebelumnya hanya 2 kali menjadi 3 kali dalam setahun, hal tersebut dilakukan karena semakin meningkatnya jumlah peserta uji kompetensi dan jumlah retaker. Permasalahan retaker saat ini menjadi fokus perhatian oleh karena itu upaya lain yang dilakukan oleh dirjen DIKTI adalah menyusun dan menerbitkan buku pedoman uji kompetensi Ners untuk membantu para lulusan dan retaker dalam pola berfikir, teknik dan strategi dalam menghadapi uji kompetensi.
DR. Hj. Gunarmi, SKM., M. Kes
Gunarmi memberikan apresiasi kepada STIKes Kuningan, sebagai institusi pendidikan swasta yang jauh dari kota besar mampu menjadi tempat penyelenggara uji kompetensi dengan persiapan SDM dan fasilitas penunjang yang sangat bagus. Berdasarkan catatan monev selama dua hari pelaksanaan, Gunarmi mengatakan “terdapat beberapa terobosan yang sudah dilakukan oleh pengelola STIKes Kuningan untuk menekan jumlah retaker diantaranya adalah adanya upaya penelusuran retaker dan upaya mengumpulkan retaker dalam kegiatan saresehan serta memberlakukan aturan mewajikan calon peserta uji kompetensi untuk mengikuti try out internal dan nasional, hal ini baru ditemukan selama saya bertugas sebagai tim Monev uji kompetensi. STIKes Kuningan walaupun hanya memiliki 60 unit komputer dengan lokasi yang cukup jauh dari kota namun sudah mampu menjadi contoh untuk institusi lain terutama dalam hal pengelolaan retaker, ujar Gunarmi.
Keberadaan CBT center STIKes Kuningan selain menunjang peningkatan persentase kelulusan yang saat ini mengalami peningkatan hingga 18.3% (periode maret 2017-maret 2018), juga mampu memfasilitasi peserta uji kompetensi dari institusi di wilayah Ciayumajakuning, tentunya hal tersebut dapat menekan biaya akomodasi serta secara psikologis menurunkan tingkat stres peserta uji kompetensi, disampaikan oleh Ns. Lia Mulyati. S. Kep., M. Kep. selaku koordinator CBT sekaligus Ketua Program Studi Ners STIKes Kuningan.